Senin, 08 Juni 2009

Bermesraan ala Rasulullah


Hm…saya sengaja memposting artikel ini, untuk mereka yang sudah menikah sehingga bisa dijadikan contoh. Juga untuk mereka yang akan menikah agar memiliki pengetahuan lewat bacaan. Bagi yang belum nikah, ikutan baca juga gapapa sih…tapi jangan kebawa nglamun ya, and don’t try this at home!!! Hehee!!! Silahkan disimak…

Jangan mengira hidup ber-Islam itu kaku dan hambar. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mencontohkan kemesraan yang luar biasa asyik antara suami dan istri. Lebih romantis, namun juga lebih berkah karena bernilai ibadah dan mendatangkan pahala.
Bermesraan, adalah upaya suami istri untuk menunjukkan saling kasih sayang dalam bentuk verbal dan non-verbal. Sentuhan tangan dan gerak tubuh lainnya, adalah termasuk lambang non-verbal ketika suami berkomunikasi dengan istrinya. Komunikasi verbal semata belumlah efektif jika belum disertai oleh komunikasi non verbal, dalam bentuk kemesraan tersebut.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun merasakan pentingnya bermesraan dengan istri, sehingga beliau pun mempraktekkannya untuk menghias hari-hari dalam keluarganya, yang tercermin seperti hadits-hadits berikut:

Tidur dalam Satu Selimut Bersama Istri
Dari Atha’ bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan ‘Aisyah ra biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan ‘Aisyah, tiba-tiba ‘Aisyah bngkit. Beliau kemudian bertanya, ‘Mengapa engkau bangkit?’ Jawabnya, ‘Karena saya haidh, wahai Rasulullah’. Sabdanya, ‘Kalau begitu, pergilah, lalau berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku’. Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau.”(HR Sa’id bin Manshur)

Memberi Wangi-Wangian pada Auratnya
‘Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi shallallahu’alaihi wasallam apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya dan emngolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan istrinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya. (HR Ibnu Majah)

Mandi Bersama Istri
Dari’Aisyah ra, ia berkata, “Aku biasa mandi bersama dengan Nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dalam bejana).” (HR’Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)

Disisir Istri
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah Saw, saat itu saya sedang haidh.”(HR Ahmad)

Meminta Istri Meminyaki Badannya
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Saya meminyaki badan Rasulullah saw pada hari raya ‘Idul Adha setelah beliau melakukan jumrah ‘aqabah.”(HR Ibnu ‘Asakir)

Minum Bergantian pada Tempat yang Sama
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Saya biasa minum dari mug yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil mug tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil mug, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.”(HR’Abdurrazaq dan Sa’id bin Manshur)

Membelai Istri
“Adalah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua (istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau giliri waktunya, lalu beliau bermalam di tempatnya.”(HR Ahmad)

Mencium Istri
Dari ‘Aisyah ra, bahwa Nabi saw biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya.”(HR’Abdurrazaq). Dari Hafshah, putri ‘Umar ra,”Sesungguhnya Rasulullah saw biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa.”(HR Ahmad)

Tiduran di Pangkuan Istri
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata,”Nabi saw biasa meletakkan kepalanya dipangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al Quran.”(HR ‘Abdurrazaq)

Memanggil dengan Kata-Kata Mesra
Rasulullah saw biasa memanggil ‘Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya, seperti ‘Aisy, dan Humaira (pipi merah delima).

Mendinginkan Kemarahan Istri dengan Mesra
Nabi saw biasa memijit hidung ‘Aisyah jika ia marah dan beliau berkata,”Wahai ‘Uwaisy, bacalah doa:’Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.”(HR Ibnu Sunni)

Membersihkan Tetesan Darah Haidh Istri
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Aku pernah tidur bersama Rasulullah saw di atas satu tikar ketika aku sedang haidh. Bila darahku menetes ke tikar itu, beliau mencucinya di bagian yang terkena tetesan darah dan beliau tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau shalat di tempat itu pula, lalu beliau berbaring kembali di sisiku. Bila darahku menetes lagi ke tikar itu, beliau mencuci di bagian yang terkena darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau pun shalat di atas tikar itu.(HR Nasa’i)

Bermesraan Walau Istri Haiddh
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Saya biasa mandi bersama Rasulullah saw dengan satu bejana, padahal kami sama-sama dalam keadaan junub. Aku biasa menyisir rambut Rasulullah ketika beliau menjalani I’tikaf di masjid dan saya sedang haidh. Beliau biasa menyuruh saya menggunakan kain ketika saya sedang haidh, lalu beliau bermesraan dengan saya.”(HR’Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah)

Memberikan Hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata,”Ketika Nabi saw menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya,’Sesungguhnya aku pernah hendak member hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.” Ia (Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah saw, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah.”(HR Ahmad)

Segera Menemui Istri Jika Tergoda
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi saw pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda, “Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.”(HR Tirmidzi)

Begitu indahnya kemesraan Rasulullah saw kepada istrinya, member gambaran betapa Islam sangat mementingkan komunikasi non verbal ini, karena bahasa tubuh ini akan lebih efektif menyatakan cinta dan kasih saying antara suami istri. Nah, silakan mencoba! Hihiiii….
(oleh: Ira Istadi. Alia: November 2008)

3 komentar: